SANGATTA — Semakin tingginya investasi yang masuk dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, perminyakkan, hingga sektor-sektor terkait pelayanan dan jasa. Menyebabkan dampak ikutan yang luar biasa, yakni mendongkrak terciptanya kelas ekonomi memengah sehingga membuat rantai ekonomi terus melaju kencang. Terbukti dengan tingginya kemampuan daya beli masyarakat dan geliat penerimaan pemasukkan dalam bentuk pajak daerah dan retribusi daerah.
Walaupun demikian, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur juga terus menggulirkan program yang menyentuh langsung aspek pemerataan pembangunan bagi masyarakat tidak mampu, hal ini diwujudkan melalui Program Pembangunan Rumah Layak Huni (PRLH). Sebagai sebuah program yang telah berjalan sejak 2013 lalu dan akan terus dilanjutkan hingga tahun 2015 mendatang. Bupati Isran Noor sangat memperhatikan segala aspek yang mendukung berjalannya program peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan rumah yang layak huni bagi masyarakat tidak mampu tersebut.
“Pembangunan tidak saja diambil dari dana APBD, akan tetapi juga melalui kerjasama dan kepedulian pihak-pihak swasta dalam pengentasan kemiskinan baik di daerah pesisir dan pedalaman Kutim. Program ini adalah upaya pemerataan keadilan sosial, ditengah-tengah geliat peningkatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Tentu ada saja masyarakat yang tidak dapat menikmati kue pembangunan, mengingat adanya kendala seperti tingkat pendidikan, tenaga, maupun juga faktor usia dan lain-lain. Sehingga dengan program ini, maka kemiskinan secara struktural dapat terselesaikan sesuai dengan cita-cita founding fathers atau pendiri bangsa ini, tegas Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia ini.
Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Kutim Mugeni menyebutkan, bahwa implementasi program tersebut merangkul semua lini dan elemen masyarakat. Bukan saja dari pemerintah kabupaten, pihak-pihak swasta, akan tetapi melibatkan juga pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pengawasan pembangunan rumah dilapangan. Mensejahterakkan masyarakat adalah agenda utama pemerintah kabupaten, baik melalui program dalam jangka dekat maupun jangka panjang. PRLH sendiri adalah salah-satu kunci utama pengentasan kemiskinan, karena memang ditengah lajunya investasi tentu ada saja masyarakat yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Untuk itu agar terjadi pemerataan kue pembangunan, dilaksanakanlah program pembangunan rumah layak huni.
“Sebagai penanggung jawab utama dalam hal melaksanakan program PRLH, oleh Bupati Isran Noor. Tentu saja koordinasi terus kami lakukan baik dari tingkatan desa hingga kecamatan, bekerjasama dengan pihak TNI AD, Bappeda, Forum Multi Stake Holder – Coorporate Social Responsibilty (MSH-CSR), camat-camat, serta pihak-pihak terkait. Tujuan jelas sekali, agar penerima bantuan program PRLH tidak salah sasaran alias jelas mengacu pada yang berhak. Inilah yang menjadikan program ini benar-benar dapat dibanggakan, selain itu saya juga melakukan pengechekkan secara langsung ke lapangan. Untuk melihat, menginvetarisir, serta melakukan berbagai upaya penyelesaian masalah jikan memang terjadi masalah dilapangan. Akan tetapi sejauh ini, tidak ditemukan persoalan yang berarti,” ungkap Mantan Kepala Dinas SOsial ini.
Penelusuran yang dilakukan oleh Asisten Kesra terkait berjalannya program PRLH dilapangan, dilakukan pada seluruh kecamatan baik di pesisir maupun pedalaman. Bahkan terakhir Asisten IV melakukan peninjauan langsung kepada warga penerima di kecamatan Busang, pada kesempatan tersebut nampak Ibu Sallie salah seorang janda dengan dua cucu mengaku begitu berterimakasih atas bantuan yang diberikan pemerintah. Menurutnya perhatian seperti ini, sungguhlah sangat berlebih. Atau dapat dikatakan perhatian luar biasa.
“Sebelumnya saya tidak menyangka jika mendapatkan bantuan rumah layak huni dari pemerintah. Karena daerah tempat tinggal kami amat jauh dari Ibukota kabupaten di Sangatta, namun ternyata pemerataan pembangunan juga kami terima. Terimakasih pemerintah terutama untuk H. Isran Noor atas perhatian luar biasa bagi saya yang hanya mengandalkan berladang untuk hidup. Sekarang cucu-cucu saya sering menginap di rumah, karena kondisi rumah yang nyaman. Dulu hanya tinggal digubuk saja, sehingga sulit membuat cucu betah tinggal bersama saya,” ucapnya bercampur tangis bahagia. (kmf3)