• Satu hektar tujuh ton, panen raya 50 hektar
Program penanaman padi dengan metode System of Rise Intensification (SRI), sukses di Desa Sepaso Selatan, Kecamatan Bengalon, Kabupaten KutaiTimur. Satu hektar yang biasanya hanya menghasilkan 3,5 ton gabah basah, berhasil ditingkatkan mencapai tujuh ton gabah basah per hektar.
“Biasanya, kami hanya mampu panen 3,5 ton gabah basah per hektar. Namun dengan metode SRI ini, hasilnya jadi tujuh ton per hektar,” kata Sutani, Ketua Kelompok Tani Suka Sejahtera, pada acara Panen Raya, di Desa Sepaso Selatan, Kamis (26/9).
“Dengan hasil ini, kami lebih semangat lagi menanan. Selama ini, kami kurang semangat, sebab hasilnya kurang banyak dan waktu tanam sampai panen bisa mencapai lima bulan. Metode SRI bisa panen setiap tiga bulan dengan hasil lebih banyak,” kata Sutani.
Menurut Sutani, panen kali inimelibatkan dua kelompoktani, Suka Sejahtera dan Suka Makmur. Lahan yang digarap mencapai 50 hektar.Jumlah itu mencapai 35 persen luas lahan sawah yang ada di DesaSepaso Selatan, yang totalnya sekitar 150 hektar.Jumlah anggota kelompok yang menerima manfaat dari panen kali ini, sebanyak 70 orang (KepalaKeluarga), dengan luas lahan garapan per orang, antara satu hingga dua hektar.
Senang dengan hasil panentahun ini, kelompok tani Suka Makmurd an Suka Sejahtera, memberikan masing-masing satu bungkus beras berisit ujuh kilogram, kepada perusahaan pendukung dan pemerintah yang hadirdalam acara panen.
Sukses panen padi metode SRI di Sepaso Selatan, berkat dukungan dari program pemberdayaan masyarakat PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan empat kontraktornya, yakni PT Darma Henwa, BUMA , United Tractors (UT) danTrakindo Utama.
Manager Bengalon Community Relations and Development (BCRD) Wawan Setiawan mengaku puas dengan hasil yang dicapai para petani dana dan yang kolaborasi perusahaan kontraktor KPC.
“Saya puas dengan hasil ini. Artinya kolaborasi KPC dengan para kontraktor, petani dan pemerintah, membuahkan hasil yang bagus.Semoga bisamenambah berkah bagi kita semua,” kata Wawan.
Wawan lebih lanjut mengatakan, budidaya padi dengan metoder SRI diawali dengan penelitian dari STIPER dan dosen Pertanian Unmul satu tahun lalu. Pada demplot penelitian, hasilnya hanya lima ton per hektar. Namun ternyata setelah dipraktek kanoleh petani, ada peningkatan yang luar biasa menjadi tujuh ton per hektar.
Pada acara panen kemarin, hadir para pihak yang berkontribusi dalam pengembangan padi di Sepaso dan Bengalon pada umumnya. Mereka antara lain timDivisi External Affairs and Sustainable Development (ESD) KPC, manajemen PT DarmaHenwa, United Tractors (UT), BUMA, Trakindo Utama dan kontraktor lain yang tergabung dalam forum community relations. Berikut pemerintah yang diwakili StafAhliBupati Bidang Pembangunan termasuk Badan ketahanan Tanaman Pangan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Aswandini, Kapolsek Bengalon, Camat Bengalon dan lainnya dan tokoh masyarakat.(*)