Umat Katolik Sangatta terharu mengikuti prosesi jalan salib hidup, yakni jalan salib yang dilakokan dengan drama oleh orang muda Katolik Sangatta, Jumat (18/4).Mengangkat kisah penyalibanYesus di bukit Golgota, ratusan umat Katolik terharudan sebagian menitikkan air mata selama prosesi jalan salib.
Jalan salib hidup itu dimulai pukul 08:00 WITA, dari gedung GOR BPSB Sangatta, di jalanBukti Batu Bara, menuju Goa Maria di samping Gereja Santa Theresia Sangatta, yang letaknya bersebalahan dengan GOR BPSB.
Drama itumengisahkan 14 peristiwa penting dalam sejarah penyalibaban Yesus Kristus. Kisah dimulai dari persidangan yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus oleh Pengadilan Pilatus. Meski Pilatus tidak menemukan kesalahan padadiri Yesus, namun ia akhirnya menyerahkan Yesus kepada orang Yahudi untuk disalibkan di bukit Golgota.
Pilatus takut kekuasaannya terancam, sebab yang meminta agar Yesus dihukum matiadalah ahli-ahli Taurat Yahudi, paratua-tuadan seluruh rakyat di Yerusalem.
Perjalanan Yesussam bilmemikulsalib ke Golgota, dilalui dengan berbagai kisah yang mengharuskan dan dipenuhidengan kekerasan fisik akibat penyiksaan para serdadu. Banyak darah keluar dari luka-luka Nya. Badan lelah, penat dan lemah. Beban salib pun terasase makin berat. Apalagi masih diperberat dengan penderitaan batin karena ditinggalkan oleh para murid-Nya, ditolak oleh bangsa-Nya dan dijatuhi hukuman mati sekalipun tidak bersalah.
Dalam perjalanan yang melelahkan itu, Yesus jatuh selama tiga kali. Fisiknya semakin lemah, maka para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene. Simon baru datang dari luar kota, namun tanpa ragu meletakkan salib Yesus diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Sebelum mendapat bantuandari Simon, Yesus mejumpai Maria, IbuNya.
Meski salib begitu berat dipikul Yesus, namun Sang Juru Selamat itu masih sempat menghibur perempuan-perempuan yang mengikutinya dan terus menangis. Yesusberkata, “Haiputeri-puteri Yerusalem, janganlah Engkau menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.”
Peristiwa penting lain dalam kisah penyaliban Yesus adalah wajah-Nya diusap oleh seorang wanita bernama Veronika, lalu pakaian Yesus ditanggalkan sebelum akhirnya disalibkan di bukit Golgota. Di kayu salib itulah, Yesus wafat sekitar pukul 12 siang.
Suasana bukit Golgota saat itu sempat gelap selama tiga jam setelah kematianYesus. Hal itu membuat para serdadu yang menyiksa dan membunuh Yesus berbalik percaya bahwa Yesus sungguh Anak Allah.
Drama ini dimainkan dengansangat baik dan penuh penghayatan ole horang-orang mudaKatolikSanta Theresia Sangatta. Mereka berasal dari kalangan SMP, SMA, SMK dan Mahasiswa Katolik di Kota Sangatta.
Visualisasi kisah sengsara Yesusse belum wafatnya, tergambar jelas dalam drama itu.Umat Katolik yang mengikuti prosesi jalan salib hidup ini, larut dalam keharuan. Tidak sedikit dari mereka menitikan air mata selama proses jalan salib hidup tersebut.
PerayaanP askah Gereja Katolik Santa TheresiaSangatta, sering menggelar Jalan SalibHidup (Tablo). Hal itu bermaksud untuk memudahkan umat memahami dan ikut mengambil bagian dalam kisah sengsara Yesus, yang terjadi sekitar 2.014 tahun silam. Jalan salib ini dipimpinoleh Pastor Paroki Santa Theresia, Pastor Krispinus Cosmas B. Tukan MSF.
Inti ritual jalan salib adalah kesetiaan, ketaatan pada kehendak Tuhan, cinta yang utuh dan pengorbanan yang total. Harapannya, semoga umat Katolik bisa meneladani empat sikap Yesus yang disampaikan melalui jalan salibitu.(*)
Leave a Reply