Firaun bermimpi melihat api yang sangat besar yang datang dari Baitul Magdis. Api tersebut semakin lama semakin membesar dan akhirnya membakar rumah penduduk Mesir sampai habis. Pada awalnya Firaun tidak menghiraukan mimpinya tersebut. Ia beranggapan bahwa itu hanya bunga tidur saja. Namun mimpi itu selalu hadir dalam tidurnya sehingga berulang-ulang sampai beberapa malam. Akhirnya ia pun mulai cemas dan sering merenung untuk mencari jawaban dari mimpinya itu.
Firaun merasa ketakutan dengan mimpi tersebut karena setiap hari jiwanya selalu dibayangi oleh mimpi itu. Akhirnya, Firaun mengumpulkan ahli nujum (peramal) dan bertanya kepada mereka tentang arti mimpinya tersebut. Setelah beberapa lama ahli nujum itu berpikir keras. Akhirnya, dengan nada ketakutan, ahli nujum itu menjelaskan. Bahwa mimpi Firaun itu mempunyai arti akan lahir seorang anak laki-laki dari kalangan Bani Israel. Anak laki-laki tersebut tidak akan mengakui Firaun sebagai tuhan dan raja. Anak laki-laki itu juga kelak akan menghancurkan negeri Mesir dengan kekuasaannya.
Berdasarkan penjelasan ahli nujum tersebut, akhirnya Firaun memerintahkan semua prajuritnya untuk memberitahukan kepada rakyatnya, Bani Israel, agar tidak melahirkan bayi laki-laki. Apabila lahir seorang bayi laki-laki dari Bani Israel maka bayi laki-laki tersebut langsung dibunuh. Tentu saja peraturan ini membuat penduduk Mesir dari Bani Israel merasa tertekan. Betapa tidak, setiap hari siang dan malam selalu terdengar jeritan, tangisan dan ratapan seorang ibu yang baru melahirkan melihat bayi laki-laki pujaan hati, dan belahan jiwanya dibunuh oleh tentara Firaun, sungguh kejam perbuatan Firaun.
Akan tetapi, kekejaman Firaun tidak berakhir sampai disini. Firaun mengadu domba antara golongan yang satu dengan golongan yang lainnya. Tentu saja hal ini dilakukan oleh Firaun untuk memecah belah persatuan mereka sehingga terjadilah perpecahan di antara mereka. Sungguh Firaun sangat takut terhadap runtuhnya kekuasaan yang dimilikinya sehingga ia membuat tipu daya yang begitu licik. Namun, tipu daya Allah swt lebih sempurna karena dia adalah sebaik-baik pembuat tipu daya.
Oleh karena itu, kekuasaan Firaun tidak akan selamanya berdiri tegak karena kelak akan dihancurkan oleh Nabi Musa as, putra keturunan dari Bani Israel. Sesungguhnya Allah swt, telah mengabadikan kekejaman Firaun di dalam Al-Quran Surat Al- Qashash ayat 4, yang artinya, “Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang dimuka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang yang berbuat kerusakan.”
Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini bahwa manusia bisa saja membuat rencana apa saja untuk kepentingan dirinya, akan tetapi selalu ada campur tangan Allah SWT yang akan menyelesaikan semua rencana yang manusia buat.
Kisah ini ditulis oleh pengiat Media Sosial Facebook Bambang Soepriyadi yang ditulis melalui akun media sosialnya