Mantan Seskab ini berharap adanya MTS ini menjadi embrio kegiatan pendidikan islam di daerah dan kelak menjadi percontohan untuk desa lain. Sekitar pertengahan Juli anak-anak sekolah sudah mulai masuk sekolah.
“Saya minta sebelum masuk sekolah, bisa dilengkapi dulu kekurangan bangunan ini. Jadi ketika sudah mulai beraktivitas anak-anak kita sudah nyaman ketika belajar,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Ashabul Yamin Lalu melaporkan pembangunan sudah lama sejak 2009 karena banyak kekurangan baru tahun ini ada kawasan 1,5 Hektare yang didapat dari bantuan orang Kutai Kartanegara (Kukar) menyumbangkan tanahnya.
“Kedepan selain menjadi pusat pendidikan agama, tempat ini juga dijadikan pondok pesantren (ponpes). Ada 22 orang sementara sudah mendaftar untuk ikut dalam pengajaran tahun ini,” jelasnya.(hms13).