SANGATTA – Bupati Ismunandar meminta Ketua Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Prof. Dr. Ir. Juraemi M.Si untuk dapat memperhatikan kemajuan dunia pendidikan di Kutim. Khususnya fokus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tersebut dalam mendukung pembangunan di daerah, terutama pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Ismunandar menyebutkan tugas untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas mahasiswa-mahasiswi serta lulusan STIPER. Pada periode kepemimpinan Profesor Juraemi, yang ketiga kalinya menjadi amat penting untuk dilakukan, ditengah-tengah makin kompetitif-nya persaingan lulusan Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia.
“Penunjukan Profesor Juraemi dilihat dari bagaimana Beliau melakukan perbaikan administrasi dan perbaikan akreditasi STIPER. Yang awalnya ketika Profesor datang, masih ada program studi yang belum terakreditasi. Hingga kemudian terakreditasi seperti sekarang,” terangnya.
Keberadaan beberapa perguruan tinggi di Kutim, memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) anak-anak Kutim. Baik yang berasal dari daerah pedalaman dan pesisir, yang melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Satu. Terlebih banyaknya investasi-investasi yang masuk ke daerah, memberikan peluang kerja bagi lulusan mahasiswa-mahasiswi STIPER.
“Saya selalu mengatakan pada tiap investor yang datang untuk dapat mengambil tenaga kerja dari lulusan-lulusan PTS di Kutim. Semisal pada pertemuan dengan investor pabrik semen. Disitu saya meminta agar tenaga kerja lokal dengan kapasitas dan kapabilitas yang ada, untuk dapat dipekerjakan,” terang lelaki lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Merdeka Malang tahun 1986 ini.
Sumber Daya Alam (SDA) Kutim terbatas masanya, sedangkan SDM tidak terbatas. Melalui sektor pertanian dan perkebunan diharapkan Kutim jadi barometer perkembangan agrobisnis dan argoindustri di Bumi Kalimantan.
“Pelabuhan Maloy sebagai sarana penunjang utama telah tersedia dihadapan kita, tinggal bagaimana mencari peluang-peluang dan memanfaatkan kegiatan-kegiatan di sektor pertanian dan perkebunan,” ungkap Ismunandar. (Arso)