SANGATTA – Masuknya aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke rumah-rumah penduduk di kecamatan Rantau Pulung dalam beberapa tahun belakang, sudah mampu menerangi lingkungan warga eks transmigrasi selama 24 jam penuh. Mulai dari desa Margo Mulyo hingga Mukti Jaya aliran listrik benar-benar teraliri listrik, sehingga warga tidak perlu lagi mengandalkan dua buah genset berkapasitas 100 KVA yang mampu mensuplai 440 Kepala Keluarga (KK).
Persoalan lain muncul dengan masuknya listrik PLN, dimana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang memiliki usaha pembangkit listrik yang sebelumnya jadi andalan warga untuk mendapatkan suplai listrik dari sore hingga pagi tiba, tidak lagi beroperasi. Hal ini mendapat perhatian serius dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutim Ir. H. Zubair, M.T, bagaimana BUMDes kelistrikan di Ranpul dapat tetap beroperasi dan menghasilkan keuntungan bagi desa.
“Itu dikarenakan listrik negara masuk, tadinya BUMDes mengelola listrik warga setempat namun kini tidak jalan lagi. Nah untuk itu bisa dialihkan ke tempat lain yang belum teraliri listrik PLN. Bahkan sebaiknya dapat digunakan untuk mendukung suplai listrik, pada usaha-usaha lain semisal di sektor pertanian dan perkebunan,” terang mantan Sekretaris Bappeda Kutim ini.
