Bahkan pendapat dari kunjungan masyarakat ke TNK Kutim hingga periode awal November 2019, mencapai angka Rp. 200 juta lebih. Hal ini diluar ekspektasi pihak Balai TNK sendiri, yang menargetkan hingga akhir tahun 2019 dikisaran Rp. 180 juta. Ditanya soal mengenai konsep pengembangan TNK, jika dibandingkan dengan Taman Nasional Komodo, Bromo-Tengger, hingga Bunaken, dan lain-lainnya. Kepala Balai TNK menyebutkan bahwa ada perbedaan konsep mendasar dengan Taman Nasional Kutai.
“Memang dari awal untuk yang disebutkan tadi, berbeda dengan TNK. Mereka sudah memiliki sesuatu yang cantik dann bagus untuk dijual sebagai konsep pariwisata alam. Sementara untuk TNK kita dalam proses berhias diri, yakni harus ada manajemen habitat dan itu yang membedakan. Tetapi kita memiliki ekspektasi dan harapan besar, karena TNK memiliki Orangutan Morio yang merupakan orangutan khas Kaltim, yang berbeda dengan orangutan ditempat lain,”ungkapnya yakin. (Arso)