SANGATTA – Tantangan terberat bagi daerah-daerah di Kaltim adalah mendongkrak iklim investasi yang baik dan bersahabat, mengingat hampir di seluruh Kabupaten/Kota yang ada. Masih terbilang sedikit investasi yang masuk diluar bidang pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, yang memang menjadi raja dan ratu di provinsi ini.
Iklim investasi dan penanaman modal di daerah memerlukan pemerataan di berbagai sektor, tidak hanya sektor pertambangan namun harus menyentuh semua lini. Baik itu sektor pariwisata, pendidikan, pertanian, hingga industri manufaktur dalam hal ini rokok dan tembakau.
Berbicara industri rokok dan tembakau, mau tidak mau kita harus mengakui bahwa sektor tersebut menyerap banyak tenaga kerja, dari data Kementerian Perindustrian pada 2019 lalu, Industri Hasil Tembakau (IHT) menyerap tenaga kerja hingga 5,98 juta dan baik dari sisi perkebunan, manufaktur, hingga jalur distribusi dagangnya.
Bupati Ismunandar ketika ditanya mengenai peluang investasi yang masuk ke Kutim, melalui niatan salah-satu investor yang ingin mendirikan pabrik rokok. Dirinya menjawab, amat mendukung tiap-tiap kegiatan yang berkaitan erat dengan investasi dari luar yang masuk ke daerah.
“Hal ini membantu pembangunan ekonomi daerah, sebagaimana pesanan dari Presiden RI Bapak Jokowi. Jika ada investasi ada yang masuk ke daerah, kalau bisa sehari proses perizinannnya tuntas, ya disegerakan. Jelas dampak ekonomi akan ada pada Kutim,” ungkapnya sembari tersenyum.
Lebih jauh Ismunandar menerangkan, jika investor hendak menanamkan modal ke Kutim tentu amat bagus sekali. Apalagi daerah ini terus mendukung dan mengembangkan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang investasi masuk di daerah, termasuk pula soal perizinan dan sebagainya.
“Kita mencontoh bagaimana pabrik rokok Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Dari sebatang rokok kemudian berkembang dengan luar biasa, bahkan membuatkan bandara level internasional. Hal itupun kita harapkan terjadi di Kutim, tentu melalui investasi-investasi yang masuk dan mudah-mudahan jadi berkah. Bagi saya tidak masalah, karena sebagai mantan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Kutim, jelas tidak mengharamkan rokok,” ungkapnya.