SANGATTA – Kabar mengenai meninggalnya seorang pria berumur 60 tahun, yang dinyatakan positif corona pada Minggu (29/3/2020). Terang saja menggemparkan penduduk di Kalimantan Timur. Terlebih pasien merupakan salah-satu peserta Ijtima Ulama Dunia Zona Asia 2020 di Gowa, Sulawesi Selatan dari Banjarmasin Kalsel, yang karena acara tersebut dibatalkan dirinya kemudian singgah di Balikpapan lalu mengalami sakit dan menjalani isolasi di RS Kanujoso Balikpapan.
Namun karena banyak peserta dari berbagai daerah di Kalimantan, termasuk pria yang meninggal dunia tersebut sempat datang di lokasi acara. Maka hal ini menjadi perhatian masyarakat luas, terlebih peserta juga banyak datang dari berbagai Kabupaten/Kota di Kaltim, termasuk Kutim.
Menanggapi perihal ini, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kutim H. Sobirin Bagus mengatakan agar para peserta yang mengikuti kegiatan Ijtima Ulama Dunia Zona Asia 2020 di Gowa, untuk dapat segera mengisolasi diri dan menghubungi pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kutim di call center 0821-5548-4356.
“Dari daftar nama orang-orang yang beredar di media sosial terkait mereka yang berangkat ke acara di Gowa, Sulawesi Selatan itu. Beberapa saya ketahui dan benar adanya, mereka berangkat. Seyogyanya mereka harus mengikuti aturan medis yang berlaku dimana harus mengisolasi diri selama 14 hari, dan wajib melaporkan diri kepada pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” jelasnya saat ditemui wartawan.
Anggota DPRD Kutim ini mengaku bertemu dengan salah-satunya, usai orang tersebut datang dari Gowa, Sulawesi Selatan dan orang tersebut sudah mengisolasi dirinya secara mandiri selama 14 hari. Agar tetap menyelamatkan umat untuk tidak terkena dampak dari pandemik Covid-19 atau lebih dikenal dengan nama virus corona.
“Untuk itu kepada teman-teman untuk berhati-hati saat bertemu teman yang datang dari Gowa untuk sementara ini, mengingat mereka harus mengisolasi diri. Karena melihat ilustrasi dari salah-satu tayangan di Singapura ketika ada orang yang positif corona, lalu berjabat tangan kena, berulang-ulang seperti itu. Layaknya orang lari estafet saja, tetapi apakah memang begitu, namun karena kita kurang begitu paham maka lebih baik berhati-hatilah,” jelasnya.
Sobirin Bagus juga mengungkapkan, dirinya memiliki 3 orang anak yang dari luar kota, dimana 2 dari arah Jombang – Jawa Timur dan 1 orang lainnya dari arah Bekasi. Sehingga kedatangan mereka di Kutim beberapa waktu terakhir dilaporkan ke pihak berwenang, baik nama dan fotonya untuk diketahui.
“Ini merupakan salah-satu cara yang saya lakukan sesuai dengan anjuran pihak pemerintah, sekalipun kondisi anak saya semuanya dalam keadaan sehat wal afiat. Karena penyebaran virus corona itu ganas, tentu sebagai warga kita harus laporkan. Aturan yang dibuat pemerintah itu untuk dipatuhi bukan untuk disiasati,” ungkapnya lebih jauh. (Adv)