Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2022 akan fokus mengembangkan dua Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).
“Kami ada dua program untuk Konservasi Sumber Daya Ekosistem (KSDAE) di 2022, yaitu akan fokus ke pengembangan KEE di Beriun Gergaji tentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat dan KEE di Mahakam Ulu,” ujar Zaina Yurda selaku Kepala Bidang KSDAE Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dalam acara Lokakarya Inisiatif Kolaborasi Pengelolaan Bentang Alam Beriun-Gergaji di Samarinda, Selasa 23 November 2021.
KEE didefinisikan sebagai Kawasan penting di luar kawasan konservasi yang secara ekologis penting bagi keanekaragaman hayati. Saat ini Provinsi Kalimantan Timur sudah memiliki 14 peta indikatif potensi KEE, 2 KEE existing 12 KEE indikatif untuk KEE di berbagai tipe ekosistem. Mulai dari yang berada di Lahan Basah, Koridor Hidupan Liar, Areal Bernilai Konservasi Tinggi, dan Taman Keanekaragaman Hayati, bentang alam yang memiliki kekhususan geologis dan geomorfologis. “Namun baru dua yang beroperasional penuh yaitu KEE Wehea-Kelay dan KEE Mesangat-Suwi,” ujar Zaina. Melihat dampak KEE terhadap konservasi cukup signifikan di Kalimantan Timur, Ia menambahkan, tahun depan Dinas Kehutanan akan menggelar rapat koordinasi dan lokakarya khusus 14 KEE. “Ini akan menjadi fokus kita.
Salah satu ekosistem karst yang bernilai penting Kalimantan Timur adalah Hutan Lindung Kawasan Ekosistem Beriun dan Hutan Lindung Gergaji di Kabupaten Kutai Timur, termasuk kawasan bentang alam karst dan kawasan berhutan di sekitarnya, yang dapat disebut Bentang Alam Beriun-Gergaji. Wilayah ini menjadi hulu bagi setidaknya dua sungai besar di Kutai Timur, yaitu Sungai Bengalon dan Sungai Sangkulirang. Nilai penting lainnya adalah keanekaragaman hayati, termasuk yang memiliki nilai endemisme tinggi.