Wartakutim.co.id, Samarinda – Pada pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045 pada Rabu (1/11/2023) lalu. Bupati Ardiansyah Sulaiman menjadikan sektor perkebunan sebagai salah-satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kutim.
Terlebih Badan Perencanaan Pemvangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan potensi daerah ini ada pada sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, kelautan, perikanan, hingga kehutanan.
“Sengaja tidak disebutkan pertambangan, karena pihak Bappenas dalam paparannya menyebutkan pada tahun 2030 untuk sektor pertambangan, khususnya batu bara akan dieliminasi secara perlahan-lahan. Hingga pada tahun 2050 itu sudah tak ada lagi,” jelas Bupati.
Kita dapat melihat di sudut-sudut kecamatan di Kabupaten Kutai Timur pada medio 2023. Nampak jelas didepan mata bagaimana dipinggiran jalan warga hilir-mudik, mengurus perkebunan sawit mandiri. Bahkan tak jarang mereka nemiliki jembatan timbang sendiri, itu penanda bagaimana sektor perkebunan tumbub pesat.
Bupati Ardiansyah Sulaiman bahkan pernah menemui adanya persoalan dimana jembatan timbang milik masyarakat, yang lupa diperbaharui sertifikat tera metrologinya sehingga harus berurusan dengan pihak berwajib. Itu bukan karena disengaja, tetapi sangking padatnya aktifitas pada sektor tersebut sehingga pemilik jembatan timbang lupa untuk memperbaharui sertifikat tera metrologi yang dilakukan tiap tahunnya.
*Alhamdulillah karena perihal itulah. Disperindag Kutim telah memiliki sendiri alat tera metrologi, yang sebelumnya tidak punya. Itulah bukti semangat kita. Dan pada malam hari ini saya melihat semangat yang tetap menyala-nyala dari kita semua untuk menumbuhkan sektor perkebunan di daerah,” tegas Bupati pada, Jum’at (3/11/2023) di Hotel Aston Samarinda. (Adv-War)