WARTAKUTIM.CO.ID,SANGATTA – Ditengah hiruk-pikuk kelesuan ekonomi masyarakat yang tidak saja terjadi di Kutai Timur namun seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, semangat membangun kekuatan ekonomi tetap muncul dalam benak Wakil Ketua Komisi B DPRD Kutim, H Hasbullah Yusuf, SE, MM.
Menurut politisi Partai PPP DPRD Kutim ini, apa yang terjadi boleh saja jadi berdampak langsung pada masyarakat perkotaan yang banyak bergerak pada sektor industri jasa dan perdagangan. Namun pada masyarakat desa, imbas tersebut tentu tidak berdampak secara langsung alias masih ada ketahanan ekonomi yang kuat dalam kultur masyarakat pedesaan di Kutai Timur.
Hal ini berdasarkan dari kekuatan ekonomi desa yang digerakkan oleh sektor pertanian, perkebunan, dan peternakkan. Karena bagaimanapun juga sektor tersebut memiliki keluwesan menghadapi kelesuan ekonomi. Bagaimanapun kebutuhan pangan menjadi kewajiban, ada atau tidak ada uang! Semua orang harus makan.
“Bupati dan Wakil Bupati telah menelaah secara langsung program-program pembangunan, melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrembangcam, Red) yang dimana telah memasukkan sebelumnya usulan-usulan desa. Lalu kemudian ditelaah yang mana yang prioritas, yang mana yang belum menjadi prioritas, dengan itulah kemudian prioritas diutamakan atas dasar potensi pemberdayaan program pada sebuah desa,” terangnya.
Hasbullah menerangkan jika poros kekuatan ekonomi di Kutim ada pada desa, karena melalui Gerakan Desa Membangun seluruh kekuatan elemen masyarakat desa hingga potensi-potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di desa dapat menggerakan roda perekonomian yang membentuk kemandirian masyarakat suatu desa.
Lebih jauh politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menekankan jika, dalam setiap perencanaan tentu ada beberapa hal yang harus dijadikan gerakan adi luhung. Ini untuk jadi target ukuran atas keberhasilan program. Walau memang dengan dampak keuangan yang seperti sekarang ini, dirinya tetap berkeyakinan bahwa program ini amat bermanfaat bagi masyarakat Kutim.
“Berdasarkan kacamata ekonomi, alokasi anggaran yang besar untuk Desa akan menggerakkan roda perekonomian. Dengan dana yang cukup, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan dasar yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi makro dan mikro di satu Desa. Sebut saja, dalam satu Desa yang terkendala akses pemasaran hasil Sumber Daya Alam (SDA) seperti pertanian, akan bisa membangun jalan dengan dana desa” terangnya. (ADV DPRD Kutim/WAL)