AdvetorialWarta Parlementeria

Legislator dan Komunitas Pencinta Kopi

397
×

Legislator dan Komunitas Pencinta Kopi

Sebarkan artikel ini
ketua fraksi Partai Gerindara Kutim, Didik Prabowo

WARTAKUTIM.CO.ID,SANGATTA  – Anggota Dewan merupakan seseorang yang mewakili masyarakat pemilihnya dalam suatu Daerah Pemilihan (Dapil), yang mana terpilih dalam Pemilu Legislatif (Pileg) yang diadakan dalam waktu lima tahun sekali. Sehingga jabatan politik tersebut adalah amanah yang luar biasa diberikan oleh para pemilih aktif dengan dasar keyakinan dan kepercayaan pada tokoh politik.

Sehingga bagi Didiek Prabowo Kusumo hal tersebut dijalankkannya untuk memacu diri dalam pengabdian yang nyata pada masyarakat. Kepercayaan tersebut dijawab dengan langkah-langkah strategis sebagai seorang legislator melalui berbagai produk-produk Peraturan Daerah (Perda), penyerapan aspirasi, hingga langsung menemui konstituen dalam masa reses dewan.

Terkait hubungan antara legislator dengan komunitas pencinta kopi, bukanlah sesuatu hal yang aneh. Ini semacam kedekatan kultural untuk sama-sama berbagi pemahaman tentang luar biasanya perkembangan biji kopi baik arabica maupun robusta di Indonesia, yang menjadi trend sosialita, bisnis, hingga komunitas di berbagai pelosok daerah di Nusantara.

“Biji kopi tentu memiliki karakter yang berbeda-beda, mulai dari asal, bahan, cara seduh dan lain-lain. Hal seperti inilah yang menjadikan perkembangan kopi non bungkus, menjadi sebuah pemahaman baru pada sisi penyajian, kualitas rasa. Bahkan hingga sisi humanis yang muncul dari kisah perjalanan biji kopi yang dimulai dari petani, pengepul, penjual biji, penyeduh, hingga sampai ke lidah penikmat kopi itu sendiri,” terangnya sembari tersenyum.

Bahkan anggota DPRD Kutim dari Partai Gerindra ini juga terlibat untuk menyukseskan acara Komunitas Pencinta Kopi Sangatta pada beberapa waktu lalu. Tujuan mensupport kegiatan berbagi 1001 kopi secara gratis tersebut, adalah murni berbagi pemahaman tentang betapa luar biasanya khazanah perkopian di Sangatta, sebagai salah-satu entitas perkembangan komunitas kopi di Kalimantan Timur.

“Kecintaan pada kopi adalah sebuah ungkapan kecintaan pada budaya atau komoditi potensial di Indonesia. Sebagai sebuah warisan budaya terkait minuman, sejarah panjang kopi membuat kita akan tercengang. Karena dari sebuah biji kopilah, penjajah Belanda melalui VOC melaksanakan sistem tanam paksa pada rakyat di Nusantara. Untuk itulah dengan menghargai kemerdekaan yang kita terima dari para pejuang dan pendahulu kita, maka keberadaan biji kopi nasional atau daerah harus ditempatkan pada posisi sebaik-baiknya. Mengingat Indonesia adalah salah-satu negara pengekspor biji kopi nomor wahid di dunia,” pungkas Didik. (ADV DPRD Kutim)