SANGATTA – Bupati Isran Noor yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) menilai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum menjalankan tugas dengan maksimal sehingga banyak tayanga televisi di Indonesia yang kurang pantas ditayangkan bisa lolos menjadi sajian kepada publik termasuk anak-anak karena jam siarnya masih siang.
Saat meresmikan media center Pemkab Kutim, Selasa (10/12) , Isran menyebutkan, KPI tidak berfungsi dan tidak berdaya melakukan pengawasan terhadap siaran ditelevisi yang seharusnya tidak patut untuk ditayangkan dan ditonton oleh masyarakat luas.
“Banyak sekali tayangan-tayangan ditelevisi yang seharusnya tidak patut untuk ditayangkan kepada publik, namun hanya dibiarkan begitu saja seolah-olah mereka tidak berdaya,” sebut Isran Noor.
Lebih jauh ia mengungkapkan, ada TV swasta nasional hampir setiap hari hanya menayangkan berita-berita pertengkaran, keributan dan perdebatan para elit negara, saling tuding dan menyalahkan.
“Perdebatan dan pertengkaran elit anak bangsa yang disiarkan secara langsung di televisi itu tidak mendidik dan tidak pantas ditonton publik,” sebut Isran Noor.
Dalam acara yang diikuti berbagai kalangan termasuk pejabat Pemkab Kutim itu, ia menilai terjadinya acara yang tidak “pantas” ditanyangkan dan terus terjadi berulang-ulang karena kelemahan KPI sebagai wasit terhadap pengawas.
Ia mengakui, alam demokrasi Indonesia semenjak digulirkannya reformasi berkembang pesat dan jauh melampaui negara-negara maju yang sudah lama menerapkan demokrasi. “Kemajuan demokrasi dan kebebasan pers di Indonesia sangat luar biasa semenjak reformasi digulirkan, tidak heran banyak negar maju menilai era kebebasan di Indonesia melampaui kebebasan negara yang sudah maju,” beber Isran Noor.(Imran/WK-03)