SANGATTA – Selayaknya kota-kota besar di Indonesia, Kabupaten Kutai Timur tidak kalah ketinggaan pula. Kemunculan komunitas-komunitas anak muda yang menggeluti dunia conten creator, jadi semacam wahana lain atas kegiatan positif di jaman millenial, dalam hal membangun arus komunikasi audio dan visual dari arus bawah hingga arus atas.
Generasi muda di daerah tidak boleh berpangku tangan, hanya mengandalkan arus informasi publik dari millenial di Ibu Kota Negara Jakarta saat ini. Kemunculan mereka dengan segenap upaya, walau minim dana misalnya. Telah menjadikan daerah ini memiliki bibit-bibit muda untuk mendorong gerakan karya kreatif, yang lebih dekat dan erat kaitannya dengan lingkup sosial, budaya, agama hingga ekonomi daerah.
Content Creator Sangatta (CCS) adalah salah-satu kelompok anak kreatif yang muncul dari Ibukota Kabupaten Kutai Timur, di Sangatta. Berbekal kepedulian dan rasa kesetiakawanan, 10 orang anak muda yang terdiri dari lelaki dan perempuan ini mau dengan rasa percaya diri untuk terjun dalam dunia kreatif.Bahkan mereka berani kemudian membuka komunikasi dengan tokoh-tokoh publik di Sangatta, untuk berbincang mengenai bagaimana posisi anak-anak muda millenial mampu merangkul semua pihak untuk memajukan ide kreatif dan solusi-solusi cerdas.
Diungkapkan oleh Windi, salah-satu anak yang aktif di CCS. Menurutnya karya anak-anak muda harus tetap independen dalam menyikapi tiap-tiap perihal menarik, yang terjadi di Sangatta terutama terkait anak muda millenial yang kedepan jadi tulang-punggung bangsa dan daerah ini.
“Kami semua anak-anak Kutim, yang tidak saja berasal dari Sangatta sebagai Ibukota Kabupaten. Namun juga terdiri dari kawan-kawan yang kuliah dan berasal dari Kaubun, Muara Wahau, Muara Bengkal, dan kecamatan-kecamatan lain. Jelas nilai-nilai kesetiakawanan dan ingin berkreasi dan berkarya jadi tujuan dasar, dalam mengembangkan komunitas Content Creator Sangatta,” jelasnya.
Sementara itu, Mahyunadi mantan Ketua DPRD Kutim yang kini menjadi anggota DPRD Kaltim. Mengaku terkejut didatangi anak-anak muda kreatif yang tergabung dalam CCS, mengingat anak-anak ini benar-benar wajah baru dan tidak dikenalnya bahkan. Mereka bertandang ke rumah, untuk berbincang-bincang mengenai anak muda millenial dalam prespetif tokoh-tokoh di Kutim.
“Kalian jika ingin terus tumbuh sebagai anak millenial yang mengendalkan kegiatan content kreatif, tidak boleh berpihak pada politik praktis. Namun silahkan merangkul semua tokoh-tokoh di Kutim, untuk dapat menggali ide-ide segar mereka agar dapat diketahui anak-anak muda. Apa yang dilakukan CCS, adalah hal luar biasa dalam segala bentuk kreasi-kreasi yang dimunculkan, tetap jaga dan cintai Kutim dengan cara-cara cerdas seperti ini,” ungkapnya saat ditemua anak-anak CCS.