SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur gelar jumpa pers kembali soal adanya warga dari Sangatta Utara yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Dalam kesempatan ini, Bupati Ismunandar memimpin langsung acara tersebut, dengan didampingi oleh Sekkab Irawasnyah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bahrani Hasanal, Ketua Gugus Penanganan COVID-19 Kutim Syafruddin Syam, Komandan KODIM 0909/Sangatta Letkol CZI Pabate dan Kabag Ops Polres Kutim Kompol Rezky.
dr. Bahrani Hasanal dalam paparannya mengungkapkan jika jajarannya sudah melakukan tracking contact atau penelusuran kontak kepada siapa saja yang sudah pernah melakukan kontak langsung kepada penderita positif COVID-19, baik penderita pertama yang berasal dari Kecamatan Long Mesangat dan kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Aji Parikesit Tenggarong, maupun pasien yang berasal dari Sangatta dan kini tengah dirawat di Rumah Sakit Taman Husada Bontang.
“Keluarga pasien sudah diberikan penjelasan agar melakukan pemeriksaan dan tes di RSUD Kudungga, terkait dugaan kemungkinan terpapar virus corona. Namun pemeriksaan baru bisa lakukan dalam beberapa hari ke depan, sebab ada yang kemaren sempat sakit flu dan diare, namun kini sudah membaik. Kita juga tengah menel,” usuri siapa saja orang-orang yang sempat menjenguk dan bahkan kontak dengan pasien saat sakit,” jelasnya.
Lelaki ini lebih jauh menerangkan, bagaimana pentingnya perhatian seluruh warga Kutim untuk dapat bersama-sama berjuang memutus rantai penyebaran Covid-19. Yakni melakukan social distancing dengan mengisolasi diri selama 14 hari. Menurutnya boleh jadi seseorang merasa dirinya sehat, namun sebenarnya terpapar. Namun karena memiliki imunitas atau kekebalan tinggi maka tidak menimbulkan efek berarti, akan tetapi tetap diingat bahwa tidak semua orang memiliki imunitas yang tinggi. Inilah pentingnya untuk melakukan social distancing, agar menjaga orang-orang lain yang memiliki imunitas rendah semisal kaum lanjut usia.
“Boleh jadi kita yang merasa sehat ini sebenarnya sudah terpapar, namun efeknya tidak berasa di badan. Nantinya jika kita melakukan kontak dengan orang yang tergolong beresiko tinggi, seperti manula, maka mereka (Manula, red) akan langsung terpapar. Dampaknya akan sangat membahayakan bagi manula yang memang memiliki imunitas diri rendah. Apalagi yang memiliki penyakit bawaan, bisa tambah parah,” ungkapnya.