SANGATTA – Memasuki minggu kedua April 2020, ketersediaan kebutuhan 12 item bahan pokok di Kutai Timur dinyatakan aman dengan stok yang cukup hingga beberapa waktu kedepan. Terutama untuk gula pasir yang konsumsi dalam perminggunya di Kutim, mencapai angka 70 ton.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim Zaini didampingi Kasi Bidang Perdagangan Dalam Negeri Achmad Donny Evriady menyebutkan ketersedian stok sisa gula pasir setelah kebutuhan untuk satu minggu ini terpenuhi konsumsinya, maka ada sisa gula pasir sebesar 4 ton.
“Berkaitan dengan Kebutuhan gula pasir untuk saat ini Disperindag Kutim telah berhasil menekan harga persatu kilonya senilai Rp 17.000 di agen, yang sebelumnya senilai Rp 18.000. Untuk itu kepada para pedagang pengecer dapat menyesuaikan harga dari agen yang telah berhasil ditekan oleh Disperindag, jangan kemudian menjual hingga sebesar Rp 20.000 perkilo gramnya. Pedagang pengecer jangan terlalu mengambil keuntungan yang besar,” tegas pria yang biasa dipanggil Donny ini.
Belum lagi informasi yang didapatkan oleh Kasi Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag mengenai stok gula nasional. Yang saat ini telah datang gula pasir impor di pusat (Jakarta, red). Namun memang belum di distribusikan ke daerah-daerah, karena belum diolah menjadi butiran gula pasir konsumsi biasa, bentuknya masih berupa bongkahan batu.
“Itulah mengapa dikatakan aman. Karena gula pasir dalam bongkahan batu tersebut belum diolah jadi butiran halus, tetapi stoknya tersedia. Sebelum waktu lebaran tiba, Insya Allah produk tersebut sudah beredar di masyarakat,” jelasnya.
Kembali pada soal pengawasan harga gula pasir di pasaran tersebut, pihak Disperindag, Satgas Pangan, hingga Kepolisian terus melakukan pengawasan secara terukur dan terarah pada pihak-pihak agen maupun juga pedagang-pedagang pengecer. Sehingga himbauan kepada para pedagang pengecer terus dilakukan, agar jangan menaikkan harga gula eceran terlalu tinggi dibandingkan harga agen.
“Kita melakukan koordinasi dengan pihak Polres Kutim terkait antisipasi ketersediaan dan pendistribusian bahan pangan dalam menghadapi wabah Covid-19 dan menjelang bulan suci Ramadhan,” ungkapnya.
Untuk saat ini masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ketiadaan stok gula pasir di pasaran, karena gula pasir curah dalam kondisi aman terkendali. Jika ada yang merasa gula pasir tidak ada di pasaran, itu salah besar. Menurut Donny hal ini dikarenakan masyarakat menilai produk gula pasir berdasarkan brand atau merk seperti produk gulaku dan sebagainya. Memang untuk gula seperti ini tidak ada, karena rata-rata mereka menggunakan gula impor pula, ini yang dianggap masyarakat bahwa gula tidak tersedia.
“Karena kebanyakan orang mengkonsumsi gula pasir dengan merk-merk tersebut, di mini market maupun pasar modern memang menipis atau tidak ada. Tetapi untuk produk gula pasir curah, masih dalam kondisi aman dan tersedia di sejumalah pasar-pasar tradisional maupun warung-warung eceran,” jelasnya. (Adv)