
WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA– Peristiwa tenggelamnya warga bernama Andika (24), warga dusun Masabang RT 03 Kecamatan Sangatta Selatan di Sungai Masabang, Minggu (27/8) pagi, turut menggugah keprihatinan Bupati Kutai Timur (Kutim).
Untuk itu, melalui Kabag Sosial Setkab Kutim Andi Abdul Rahman, orang nomor satu di Pemkab Kutim ini menyerahkan santunan uang tunai sebesar Rp 15 juta. Bantuan diserahkan Kabag Sosial kepada pihak keluarga korban melalui Kepala Dusun Masabang H Malik.
“Bupati berharap almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, keikhlasan serta ketabahan menghadapi cobaan ini,” kata Kabag Sosial menyampaikan pesan Bupati.
Untuk diketahui, korban meninggal biasa menjalankan aktifitas sehari-hari sebagai operator ponton nomor dua Sungai Masabang, tenggelam pada Minggu sekitar pukul 06.00 wita. Kronologisnya, sekitar pukul 04.30 Wita, seperti biasa, Andi-sapaan akrabnya- mulai berbenah menuju ponton untuk memberikan jasa angkut kepada warga. Pukul 05.55 Wita, satu penumpang wanita beserta roda dua naik diponton yang dijalankan oleh Andi. Saat ponton ini berada ditengah sungai, tiba-tiba Andi mengalami kejang-kejang. Pada saat itu pula langsung tercebur ke dalam sungai.
Melihat Andi mengalami kejang-kejang, ada seorang penumpang dari ponton lain langsung berteriak keras untuk meminta tolong. Bukan hanya karena Andi tenggelam, tapi juga karena nyawanya turut terancam akibat lepas kendali. Teriakan penumpang semakin menjadi-jadi karena ponton tersebut berputar-putar tanpa arah dan nyaris tenggelam. Beruntung, operator ponton lainnya cepat bergegas menolong sehingga ponton bisa dikendalikan dan penumpang selamat namun mengalami trauma.
Mendengar teriakan orang banyak, Akmal Husairi (24) sepupu korban yang tidak jauh dari tempat kejadian langsung mencari keberadaan koran. Bersama Baim (23) temannya, Akmal langsung merapatkan beberapa ponton untuk memagari korban karena dikhawatirkan akan hanyut, namun usaha tersebut belum berhasil.Maka timbul ide untuk memancing korban. Pancing di jajar,hanya membutuhkan waktu 10 menit akhirnya korban berhasil ditemukan.
Korban langsung dibawa ke rumahnya dan dilarikan ke rumah sakit. Nahas, nyawanya sudah tak tertolong. Andi meninggal. “Dia sudah meninggal. Ini sudah kehendak Tuhan. Kami terima saja, ” ujar Akmal yang saat itu masih bersedih. Akmal menceritakan, anak kedua pasangan dari Afrianto dan Husni ini memang memiliki riwayat penyakit epilepsi. Dia sudah cukup lama menderita penyakit tersebut. (*/hms4)