Advetorial

Ismunandar Takjub Pandangi Lukisan Cadas Berusia 50.000 Tahun di Goa Mangkuris

317
×

Ismunandar Takjub Pandangi Lukisan Cadas Berusia 50.000 Tahun di Goa Mangkuris

Sebarkan artikel ini
SALAM KARST: Bupati Ismunandar didampingi isteri Encek UR Firgasih bersama jajaran rombongan kepala SKPD , Camat Karangan, Kades Batu Lepoq, dan Ketua Adat Besar setempat saat berada di Goa Mangkuris. Foto: Irfan/humas
SALAM KARST: Bupati Ismunandar didampingi isteri Encek UR Firgasih bersama jajaran rombongan kepala SKPD , Camat Karangan, Kades Batu Lepoq, dan Ketua Adat Besar setempat saat berada di Goa Mangkuris. Foto: Irfan/humas

WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA-Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar takjub memandangi lukisan cadas yang berusia 50.000 tahun di Goa Mangkuris saat mengunjungi langsung situs cagar budaya Sangkulirang Rock Arts (SRA) atau goa telapak tangan di Desa Batu Lepoq Kecamatan Karangan, Sabtu (30/9).Ismu menepati janjinya melihat langsung situs cagar budaya Sangkulirang Rock Arts (SRA) atau goa telapak tangan yang pernah disampaikan  saat Coffee Morning beberapa waktu lalu.

Ismu sapaan akrabnya kemudian  mengajak seluruh kepala OPD dan rombongan untuk masuk ke dalam goa dalam kegiatan ekspedisi. Hal ini dimaksudkan Ismu agar seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat bersama-sama membangun sektor pariwisata untuk masa depan Kutim.

Perjuangan keras bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kutim dalam polling SMS, SRA kini bertengger di posisi terdepan dengan jumlah suara 85persen Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 gelaran Kementerian Pariwisata Indonesia kategori situs sejarah terpopuler.

Perjalanan menuju Karangan dari Sangatta menempuh waktu lima jam.Ini lebih cepat dua jam  karena menggunakan lintasan jalan hauling kawasan tambang batu bara PT Indexim di Kecamatan Kaliorang. Setelah tiba di Desa Batu Lepoq Kecamatan Karangan, rombongan menuju areal karst berbatasan dengan areal operasional PT Sumalindo. Jalur kontur tanah sudah dalam bantuan pengerasan dari stakeholder setempat membantu memudahkan akses masuk sekitar 5 kilometer.

Sejak 14.00 hingga 16.00 Wita, Bupati Ismunandar didampingi isteri Encek UR Firgasih masuk ke menyusuri goa. Ada dua tebing karst menjulang keatas dengan ketinggian sekitar 100 meter dari atas permukaan laut (DPL). Saat di goa, beberapa fasilitas penunjang berupa tangga dan pembatas jalan terbuat dari kayu sepanjang 50 meter naik ke goa.dibuat untuk memudahkan pengunjung.

Sementara Lembaga Pertahanan Adat Dayak Basaf (LPADB) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan bantuan mitra stakeholder juga membangun anak tangga untuk masuk ke punggung goa dan juga ada 4  MCK tersedia.

Bupati Ismunandar saat mendekati gambar cadas telapak tangan begitu terkejut dan langsung takjub. Dirinya optimis sebagai pemangku kebijakan di Kutim bersyukur ada torehan prestasi dari peninggalan zaman leluhur Dayak Basap ini .Telapak tangan yang diperkirakan berusia 50.000 tahun (merujuk penelitian Arkeologi asal Australia) itu bisa memenangkan API 2017 di Jakarta dalam malam pengumuman pemenang November mendatang di Jakarta.

“Insya allah di API  kita akan terpilih menjadi pemenang, dan siap-siap kedatangan wisatawan mancanegara. Saya minta warga sekitar tidak menjadi penonton, terus mengembangkan potensi destrinasi Goa Mangkuris ini lewat promosi yang lebih massif. Ismu menyarankan Pemerintah Desa Batu Lepoq untuk berinisiatif  mengelola dan mengembangkan wisata karts dengan tetap menjaga kelestarian cagar budaya ini bisa masuk ke pendapatan  warga sekitar dan turut meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),” kata Ismu.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan Kutim Nurullah dalam penyampaian potensi karst memaparkan luasan kawasan ekosistem Karst Sangkulirang Mangkaliat secara mencapai 1,8 Juta Ha (meliputi wilayah Kutim dan Berau). Saat ini pihaknya terus mendata pengelolaan lingkungan dan alam di kawasan tersebut seluas baru seluas 430 ribu ha (sesuai Peraturan Gubernur Nomor 67 tahun 2012.

“Kami terus mendata dalam mencapai strategi pengembangan karst ini menjadi situs warisan dunia (world heritage) karena tercatat deliniasi (pemetaan garis batas wilayah) dengan ada situs cagar budaya seluas 25.000 ha dan gambar telapak tangan purba ini sebanyak 2.000 lebih,” ucapnya.

Dirinya menambahkan tidak hanya gambar telapak tangan tapi ada sketsa binatang manusia, perahu, dan lain-lain sekitar 200 lebih yang menunjukkan ciri khas peninggalan leluhur dan terlihat berbeda dengan Negara lain. Sejumlah agenda skala prioritas di 2018 dari Dinas Kebudayaan dilaporkan ke Bupati Ismunandar seperti pengembangan sumber daya manusia (SDM) pengelola cagar budaya dan permuseuman sebanyak 25 orang perkiraan biaya Rp. 100 juta, inventarisasi dan identifikasi cagar budaya di 5 kecamatan perkiraan biaya Rp. 250 Juta, dan peningkatan sarana dan prasarana cagar budaya sebesar Rp 500 Juta. (hms13)