Advetorial

Tidak Boleh Teriak di dalam Goa, Dilarang Menyentuh Tapak Tangan

433
×

Tidak Boleh Teriak di dalam Goa, Dilarang Menyentuh Tapak Tangan

Sebarkan artikel ini
JEJAK LELUHUR: Inilah gambar cadas di Goa Mangkuris sebagai kekayaan potensi pariwisata Kutim yang menjadi nominasi API 2017. Foto: Irfan/humas
JEJAK LELUHUR: Inilah gambar cadas di Goa Mangkuris sebagai kekayaan potensi pariwisata Kutim yang menjadi nominasi API 2017. Foto: Irfan/humas

WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA- Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Sangkulirang Rock Arts (SRA) atau Goa Telapak Tangan) di Goa Mangkuris Desa Batu Lepoq Kecamatan Karangan ada   sejumlah aturan adat yang harus ditaati sebelum masuk goa.

Saat kunjungan kerja Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar bersama isteri Wakil Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih, Sabtu (30/9), Kepala Desa Batu Lepoq, Jumah menjelaskan perihal tersebut tentang tata aturan masuk ke situs cagar budaya berusia ribuan tahun tersebut.

Beberapa larangan sebelum masuk ke areal goa dengan luasan 400 ha berbatasan dengan area operasional PT Sumalindo itu yaitu seluruh pengunjung dilarang teriak-teriak. Menurut kearifan lokal atau mitologi setempat, jika hal ini dilanggar bisa berakibat fatal karena nanti ada teguran dari penunggu goa. Contohnya beberapa waktu lalu ada kunjungan wisata mahasiswa mengalami kesurupan. Tidak hanya itu pribadi pengunjung juga tidak boleh berbohong dan mengucapkan kata-kata kotor selama berada di goa.

“Saya minta seluruh rombongan bisa menaati aturan ini, mengingat kita memasuki area karst purbakala peninggalan zaman leluhur. Sejumlah pantangan ini jangan dilanggar, kami mohon kerja samanya,” tegas Jumah.

Putri dari Ketua Adat Besar Dayak Basaf setempat itu menuturkan pengunjung wajib mengucapkan salam ketika memasuki lokasi goa. Sebagai tanda masuk penghormatan kepada leluhur, setiap pengunjung diberikan gelang dan kalung yang terbuat dari akar tumbuhan yang didapatkan di sekitar pegunungan karst mangkuris.

“Ada tanda masuk berupa gelang dan kalung berwarna cokelat yang sudah dilafal doa. Ini sebagai penangkal pengunjung tidak ditegur. Intinya ini sebagai penghormatan izin masuk kepada leluhur,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda Peduli Potensi Pariwisata (PETA) Kutim, Udin Kate  mengatakan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berada di dalam mulut goa yaitu untuk terus menjaga dan melestarikan keberadaan situs gambar cadas telapak tangan zaman purbakala ini dengan tidak menyentuhnya.

“Saya mengimbau untuk yang baru datang pertama kali ke Goa Mangkuris dilarang memegang jejak tangan yang berada di dinding, karena telapak tangan manusia ada unsur garam yang bisa menggerus tepak tangan tersebut sama peninggalan purbakalainnya seperti stupa di Candi Borobudur tidak boleh lagi disentuh. Ini turut dalam menjaga keaslian tapak tangan terjaga dan kondisinya tetap terawat dalam menjaga kelestarian,” ujarnya.

Udin menambahkan sebagian tapak tangan di Pegunungan Karst Sangkulirang-Mangkaliat ada temuan vandalisme yaitu ada coretan di sekitar telapak tangan yang diperbuat orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu dirinya betharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. (hms13)