Advetorial

Memasuki Ramadhan Stok dan Harga Sembako Aman

111
×

Memasuki Ramadhan Stok dan Harga Sembako Aman

Sebarkan artikel ini

SANGATTA- Walau dilaporkan stok dan harga sembako aman serta distribusinya lancer tanpa kendala, namun hujan masih dianggap menjadi momok tersendiri bagi warga pedalaman. Karena secara umum hujan bisa menyebabkan terhambatnya pergerakan perekonomian.

“ Stok dan harga pangan (khususnya beras) tidak ada masalah karena petani sudah panen. Namun ada beberapa infrastruktur seperti jembatan yang perlu diperbaiki untuk memperlancar distribusi sembako dan aktifitas ekonomi lainnya. Seperti jembatan yang menghubungkan Desa Benua Harapan dan Himba Lestari,” kata Camat Batu Ampar (Batam) Yusriansyah kepada pimpinan rapat Coffee Morning di Ruang Meranti, Kantor Bupati, Senin (7/5/2018).

Selain itu jalan yang nampak hampir putus dari Batam menuju Ranpul (Rantau Pulung) dekat Sungai Sangatta, menurut Yusriansyah juga perlu mendapat perhatian. Mengapa? Jalan dimaksud menjadi vital karena merupakan jalan penghubung kecamatan pedalaman seperti Batam, Muara Bengkal dan Ancalong, Long Mesangat serta Busang menuju ibukota Kabupaten di Sangatta. Apabila jalan atau jembatan dimaksud putus, maka bisa dipastikan lima kecamatan di pedalaman akan terisolasi.

Sebagai langkah awal, Yusriansyah yang mantan Camat Muara Wahau tersebut mengaku bahwa saat ini pihaknya terus berupaya berkoordinasi dan bekerjasama dengan perusahaan setempat untuk membenahi persoalan infrastruktur. Sehingga walaupun sifatnya sementara namun bisa terus digunakan.

Camat Long Mesangat Emanuel Eng juga menyampaikan hal senada. Harga dan stok sembako cenderung stabil saat cuaca cerah. Namun pada saat hujan, biasanya menjadi kendala distribusi sembako.

Tak jauh berbeda dengan yang dikatakan Camat Muara Bengkal Darmansyah. Menurutnya walaupun pasar malam yang digelar seminggu tiga kali dapat membantu menstabilkan harga sembako, termasuk toko dan agen, namun hujan memang bisa menghentikan distribusi sembako dan gas. Karena jalan pasti rusak.

“Akibat hujan dan jalan rusak, distribusi gas macet. Biasanya gas 3 kilogram yang dijual harga Rp 25 ribu, bisa dijual diatas Rp 30 ribu,” jelasnya.

Menanggapi masalah itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rupiansyah meminta agar persoalan infrastruktur bisa dipetakan zonasinya. Sehingga nanti Dinas Pekerjaan Umum (PU) lebih mudah menyelesaikannya

“Sementara ini pemerintah kecamatan sebaiknya bisa bekerjasama dengan perusahaan untuk membenahinya. Nanti pasti bertahap akan diperbaiki oleh PU,” jelas Rupi, sapaan akrab Rupiansyah yang mantan Ketua Bappeda Kutim tersebut. (hms3)