Berita PilihanPeristiwa

Ada Monster Putih Panjang di Sungai Sangkima

163
×

Ada Monster Putih Panjang di Sungai Sangkima

Sebarkan artikel ini

buaya muaraSangatta,wartakutim.com – Penampakan Moster yang sering kali muncul di sungai Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan, menjadi pemandangan biasa bagi warga yang tinggal diwilayah tersebut.

Berdasarkan informasi dari beberapa warga, pedator yang seringkali menampakkan wujudnya tersebut berwarna abu-abu agak keputih-putihan dan panjangnya mencapai 7 meter.

Buaya berwarna abu-abu bercampur putih tersebut berada disekitar anak sungai Sangkima yang memiliki banyak rawah-rawah. Sungai Sangkima bermuara hingga ke Masabang di Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.

“Saya sudah sering bertemu buaya putih itu dengan posisi melintang di dalam air dan menyerupai batang kayu lapuk. Terutama saat kondisi air sungai naik dengan kedalaman di atas dua meter,” kata Hasan, Sabtu (9/4).

Hasan tinggal di rumah kebun bersama istri dan satu orang anak laki-lakinya. Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah kayu beratap seng yang berukuran 5 x 8 meter. Keluarga ini membuka lahan untuk bertani dan saat ini sudah memiliki lahan pertanian yang ditanami karet, sawit dan sayuran.

Ia mengaku beberapa kali menaiki buaya putih itu secara tidak sadar. “Waktu saya ingin menyeberang sungai, saya coba menaiki batang kayu yang mengambang di atas air. . Namun saya merasa aneh, karena tiba-tiba batang kayu itu berjalan, padahal saya belum melangkah,” katanya.

Ia kemudian menyadari bahwa dirinya telah berdiri di atas buaya putih yang mengantarnya ke seberang sungai.

Karena pengalamannya itu, ia sangat yakin buaya putih itu bukan binatang buas. Ia mengaku beberapa kali bertemu dan buaya putih itu tidak pernah mengancamnya.

“Yang penting kita tidak mengganggung habitat mereka di dalam air dan dirawa-rawa. Kalau mereka diganggu habitanya, pasti mereka marah. Mereka juga butuh tempat untuk berkembang dan mencari makan. Kalau itu rusak mereka akan marah, sama seperti manusia kalau kampung dan rumahnya diganggu,” ujar Hasan.

Disekitar sungai dan rawa-rawa ini, selain buaya putih, juga banyak buaya besar dan anak-anaknya. Itu terbukti saat warga mencari ikan di dalam air menggunakan tanggo atau pukat.

Bahkan beberapa kali warga terutama ibu-ibu yang mencari ikan di dalam air menangkap anak buaya, namun dilepas lagi supaya mereka berkembang biak dan tidak punah.

“Biarkan mereka berkembang biak supaya tidak punah. Saya mengimbau mereka yang sering mencari ikan di sekitar Sungai Sangkima supaya tidak merusak sungai dengan cara meracun ikan,” katanya. (as/yss)

Respon (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.