
SANGATTA- Upaya konkret Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus dilakukan dalam penanganan penyakit tuberculosis (TB) di daerah ini. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), pemerintah tak pernah lelah bergerak melakukan upaya penyakit yang menyerang paru-paru tersebut. Pergerakan dilakukan hingga di kecamatan-kecamatan pedalaman maupun pesisir. Buktinya melalui Bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinkes kembali turun ke lapangan menggelar pertemuan penguatan perencanaan, surveilans dan validasi data program pengendalian TB (P2TB) di Hotel Lumbung, Jalan APT Pranoto Kecamatan Sangatta Utara, Selasa (29/8).
Untuk diketahui seluruh biaya dalam pelaksanaan pertemuan ini dibebankan pada dana Global Fund. Yakni lembaga yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan Pemprov Kaltim. Lembaga ini dibentuk PBB menghimpun dana bantuan global dalam memerangi tiga penyakit yaitu TB, AIDS dan Malaria.
Pertemuan dimaksud dihadiri Sekreraris Dinkes Hariyati didampingi Project Officer Global Fund Program TB Simon Saung, Project Officer Global Fund Program Malaria Muhammad Mudin dan (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Ahsan Zainuddin. Undangan diskusi ini dihadiri sebanyak 25 orang. Mulai perwakilan 8 Puskesmas seperti Sangatta Selatan, Sangatta Utara, Teluk Lingga, Teluk Pandan, Sepaso dan Tepian Baru Bengalon, Kaubun, Sangkulirang, serta Rantau Pulung. Ada juga tenaga analis dari RSUD Kudungga Sangatta, RS Medika Sangatta (SOHC), dan RS PKT.
Sementara itu, Sekretaris Dinkes Hariyati menuturkan kegiatan ini ditujukan dalam penanganan permasalahan TB dapat terencana, terukur, dan terlaksana sesuai dengan target nasional. Memanfaatkan efisiensi anggaran dan waktu dirinya berharap kepada undangan peserta dapat mengikuti jalannnya P2TB dengan seksama.
“Dinkes bermitra dengan Global Fund mengajak seluruh tenaga program di puskesmas-puskesmas di Kutim dalam memerangi TB. Ini harus dimaksimalkan penjelasan dari narasumber dapat diterima dengan baik. Dialog ini harus tepat sasaran pasalnya ini menjadi indikator program berjalan dapat dilihat dari kerja sama yang baik lintas sektor,” tutupnya.
Sekretaris Dinkes Hariyati menuturkan kegiatan ini ditujukan dalam penanganan permasalahan TB dapat terencana, terukur, dan terlaksana sesuai dengan target nasional. Memanfaatkan efisiensi anggaran dan waktu dirinya berharap kepada undangan peserta dapat mengikuti jalannnya P2TB dengan seksama.
“Dinkes bermitra dengan Global Fund mengajak seluruh tenaga program di puskesmas-puskesmas di Kutim dalam memerangi TB. Ini harus dimaksimalkan penjelasan dari narasumber dapat diterima dengan baik. Dialog ini harus tepat sasaran pasalnya ini menjadi indikator program berjalan dapat dilihat dari kerja sama yang baik lintas sektor,” tutupnya.
Dalam kesempatan ini Kasi P2PM Ahsan menegaskan didepan para undangan berangkat dari ancaman penyakit TB di Kutim memerlukan strategi ekstra dalam pencapaian penemuan kasus baru TB secara komprehensif, terintegratif, dan serius. Ditambah masuknya faktor epidemic HIV/AIDS dan juga kaus TB resisten obat yang kini meningkat di Kutim.
Artinya harus ada upaya rencana strategi akselerasi yaitu meningkatkan capaian indikator P2TB. Ada kerja sama bagus dalam performa kinerja program masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan dalam temuan kasus TB dan kapasitas tenaga program TB.
“Intinya penanganan kasus TB harus ditangani tuntas. Setiap ada temuan kasus TB harus cepat ditangani, khususnya di kecamatan-kecamatan. Dalam hal ini Diskes dan mitra lain memerlukan kekompakan dalam kerja sama. Mulai dari tenaga Puskesmas untuk menginformasikan kepada masyarakat masing-masing desa. Pasti ada pelaporan TB, hasilnya segera ditangani,” jelas Ahsan. (ADV/hms13)