Berita

Polisi Terluka, Kapolresta Samarinda Sesalkan Aksi Pelemparan Batu Oleh Demonstran

151
×

Polisi Terluka, Kapolresta Samarinda Sesalkan Aksi Pelemparan Batu Oleh Demonstran

Sebarkan artikel ini

Samarinda – Kapolresta Samarinda Vendra Riviyanto meyesalkan Demonstrasi yang berujung ricuh yang mengakibatkan personel Polresta Samarinda Iptu Hardi yang mengalami pendarahan dikepala akibat lemparan batu oleh demonstran.

Kejadian ini terjadi di depan kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) yang kala itu demonstran yang terdiri dari kalangan mahasiswa tiba-tiba melakukan aksi lemparan batu yang mengenai kepala Iptu Hardi Wakasat Bimas Polresta Samarinda yang kebetulan mendapat tugas pengamanan di tempat tersebut.

“Saya sangat menyesalkan peristiwa tersebut, kami berharap persistiwa serupa tidak terulang lagi, diharpakan kepada mahasiswa apabila ingin menyampaikan aspirasi bisa dengan cara yang santun dan elegan tidak perlu dengan langkah anarkis seperti yang terjadi hari ini,” ujar Kapolresta Samarinda, Vendra Riviyanto, melalui Kasubag Humas Polresta Samarinda Ipda Danovan kepada kaltimnews.co Senin, (25/3/2019) sore.

“peristiwa ini bermula saat demonstran mencoba menerobos pintu pagar kantor gubernur, disaat itu Iptu Hardi mencoba menenangkan kawanan demonstran yang terdiri dari anak mahasiswa, namun bukannya menahan diri, malah sejumlah batu justru melayang dan mengenai anggota kami yakni Iptu Hardi,” Tambah Danovan.   

Dikatakan Danovan atas kejadian tersebut Iptu Hardi harus mendapatkan perawatan medis, lantaran Iptu Hardi mengalami luka robek dibagian kening akibat lemparan batu tersebut. “Selain Iptu Hardi ada juga anggota dari Brimob yang terpaksa kami larikan ke RS lantaran luka diarea mata lantaran sambitan batu oleh Demonstran,” Tambah Danovan.

Kejadian ini bermula saat kawanan Demonstaran datang ke depan kantor Gubernur Kaltim, para demonstran ini menuntut agar rencana pemerintah membangun pabrik semen di Kawasan Karst di Sangkulirang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) hingga ke Kabupaten Berau dengan luas kurang lebih 2,1 juta Ha di hentikan alias dibatalkan. Namun kejadian kemudian berubah saat salah satu demonstran melakukan aksi lemparan batu kepada personel kepolisian dan warrtawan yang meliput di tempat tersebut salah satu wartawan Televisi yang berada di lokasi tersebut terkena lemparan batu dari kawanan demonstran, bahkan sejumlah masasa sempat mengeroyok sorang jurnalis yang saat itu hendak mencoba menghentikan aksi pelemparan batu. Kejadian ini juga sempat menutup akses dan ruas jalan diwilayah tersebut (*)

 

Sumber : Kaltimnews.com