BeritaRegional

BMKG Temukan Empat Belas Titik Panas di Kalimantan

336
×

BMKG Temukan Empat Belas Titik Panas di Kalimantan

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID – Sejak minggu ke-2 Juli 2018 curah hujan di Kutai Timur tidak seperti biasanya, yang walaupun panas tetapi dipastikan ada hujan pada beberapa area atau wilayah kabupaten. Namun saat ini hujan tidak turun, disertai dengan peningkatan suhu panas baik di siang maupun malam hari.

Data dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Samarinda, terungkap telah ditemukan sebelas titik panas di Pulau Kalimantan, yang tersebar dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur. Untuk di Kaltim ada satu titik panas yang terlihat parah, yakni di daerah Muara Wis, Kutai Kartanegara.

Kepala Teknis BMKG Aliansyah mengungkapkan jika berdasar akurasi satelit tera dan aqua, jika ada titik panas yang mendekati angka lebih dari 80 persen. Sudah dapat dipastikan suatu kawasan di Kalimantan telah terjadi kebakaran hutan atau lahan. Titik-titik panas yang timbul merupakan salah-satu dampak nyata yang ditimbulkan pada saat musim kemarau melanda.

“Data terakhir kita ambil pada 25 Juli 2018 lalu, yang mana kemarau diperkirakan akan terus melanda Pulau Kalimantan secara keseluruhan mulai Juli hingga Oktober mendatang. Sehingga jika tidak turun juga hujan diantara selang waktu bulan atau hari, maka bisa saja sejumlah titik-titik panas baru dapat bermunculan,” jelasnya.

Pemkab Kutai Timur melalui Bupati Kasmidi Bulang mengungkapkan jika perhatian atas kemungkinan munculnya titik-titik panas di Kutim, terus dilakukan dengan upaya yang serius. Hal ini berkaca pada upaya-upaya pencegahan kebakaran hutan yang dilakukan pada 2017 lalu. Selain itu adanya instruksi Presiden dalam menyikapi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ditambah, surat edaran Menteri Dalam Negeri tentang kesiagaan dalam menanggulangi kebakaran hutan. Membuat Pemkab Kutim membentuk Satuan Tugas (Satgas) Tim Terpadu.

Wabup mengungkapkan jika dalam Satgas Tim Terpadu terdiri dari semua komponen lintas instansi baik vertikal dan horizontal, serta seluruh elemen terkait. Dimana koordinasi pada pola-pola pelaporan selain menggunakan format laporan terarah, penggunaan handy talky, juga memanfaatkan program komunikasi terkini berupa WahtsAap, dengan pola grup.

“Dengan menggunakan grup WhatsAap (WA), kita yakini akan memudahkan pelaporan keadaan lintas wilayah kecamatan. Jika ada kejadian kebakaran yang dishare ke grup, maka akan ada langkah-langkah yang diambil dalam menangani kebakaran hutan dan lahan,” terang Wakil Bupati dihadapat peserta rapat. (Jun)