SUMPAH PEMUDA
1. Kami Putera dan Puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia.
2. Kami Putera dan Puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putera dan Puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Menyambut momentum Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, ternyata juga disambut dengan penuh semangat dan rasa cinta tanah air yang luar biasa oleh pemuda-pemudi di Kutai Timur. Bahkan banyak harapan yang muncul dalam sanubari mereka, untuk dapat terus mengakar hingga akhir zaman. Aktualisasi Sumpah Pemuda pada masa sekarang mengalami perubahan yang drastis, walau tidak menghilangkan esensi dari Sumpah Pemuda yang dilakukan pertama kali pada 28 Oktober 1928 di Jakarta.
Sumpah yang jauh telah lebih dulu di ikrarkan sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, dan kemudian melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tepatnya di tanggal 16 Desember 1959. Hari Sumpah Pemuda ditetapkan sebagai Hari Nasional untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut.
Memasuki hari peringatan Sumpah Pemuda yang pada tahun 2018 ini, jatuh di hari Minggu 28 Oktober. Wartakutim.co.id melakukan perbincangan dengan beberapa perwakilan pemuda-pemudi pada zaman millenial ini, untuk mengungkapkan makna penting Hari Sumpah Pemuda menurut sudut pandang mereka.
Irwan salah-satu mahasiswa asal Muara Bengkal, yang berkuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta mengaku bahwa soal Sumpah Pemuda. Merupakan sebuah peringatan mawas diri bagi seluruh pemuda-pemudi, untuk tetap terjaga dan sadar bahwa tangung-jawab untuk turut mengantarkan Indonesia kepada sejarah-sejarah luar biasa ad di tangan pemuda. Dimana hal tersebut tidak boleh terputus di tahun 1928 saja. Namun terus berlanjut sebagai sebuah warisan utama yakni menjaga utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai wadah satu-satunya dalam memaksimalkan energi positif sebagai sebuah bangsa yang memiliki sejarah panjang.
“Sebagai pemuda dari kecamatan di pedalaman Kutim, saya merasa dengan adanya peringatan Sumpah Pemuda maka ada semacam peringatan dini. Kepada seluruh pemuda-pemudi di Indonesia, maupun Kutim pada khususnya. Untuk mampu memaksimalkan diri dalam menutut ilmu, berprestasi, berkarya, dan mengabdi pada masyarakat atas dasar peranan dan tugas pemuda-pemudi. Mengingat dewasa ini, banyak pula pemuda-pemudi yang salah kaprah dalam memandang peranan mereka di masyarakat maupun untuk Indonesia. Sehingga jatuhnya, mereka terjebak pada kenakalan remaja dengan atas dasar pemahaman bahwa ini wajar dilakukan oleh pemuda-pemudi,” pungkasnya.
Beranjak ke sudut pandang pemudi, terkait Sumpah Pemuda. Diungkapkan oleh Karnia, jika pemuda-pemudi di jaman millenial tidak boleh acuh tak acuh atau berpangku tangan atas perubahan yang terjadi di masyarakat. Mengingat kewajiban pemuda-pemudi justru jauh lebih besar dibandingkan dengan tugas para sesepuh atau orang-orang tua.
Ada sisi tanggung jawab besar yang akan diemban dalam waktu antara 4 hingga 6 tahun mendatang, dengan kata lain. Persiapan pengambil-alihan tugas-tugas kepemimpinan di berbagai sektor dan bidang, jelas akan diwarisi oleh mereka yang saat ini disebut sebagai generasi millenial.