Wartakutim.co.id, Sangatta – Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan pada subsektor perkebunan, karena memiliki daya tarik yang tinggi untuk diekspor ke negara maju.
Di Kutim sektor perkebunan saat ini merupakan penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kedua, setelah sektor pertambangan.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Sumarjana menerangkan, komoditi perkebunan daerah ini merupakan penghasil bahan baku industri besar di dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga kenapa berkelanjutan, karena itu berdampak nyata dalam menggerakkan ekonomi wilayah hingga penyerapan tenaga kerja.
“Pembangunan sektor perkebunan juga memperhatikan empat aspek pengelolaan, mulai dari sosial, ekonomi, lingkungan hidup, dan tata kelola yang baik. Bahkan peran pembangunan pada sektor perkebunan, mampu mengurangi kesenjangan pembangunan di wilayah Kutim,” jelasnya pada Senin (13/11/2023).
Sasarannya jelas yakni meningkatkan produksi dan produktivitas, serta mendorong diversifikasi produk perkebunan. Dengan strategi peningkatan sarana dan prasarana perkebunan, peningkatan penerapan konservasi dan pencegahan gangguan usaha perkebunan.
“Sehingga harus ditunjang pula dengan peningkatan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan. Serta peningkatan efektivitas dan efisiensi perencanaan pengelolaan manajemen perkantoran dan keuangan,” jelasnya.
Perlu pembaca ketahui komoditi perkebunan di Kutin pada tahun 2022 lalu, tercatat ada perkebunan karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao, lada, kemiri, aren genjah hingga vanili.
Dengan total luasan areal lahan keseluruhan untuk komoditi perkebunan tersebut sebesar 533.928,60 hektar. Produksi total keseluruhan mencapai 7.945.846,20 ton, yang menyerap tenaga kerja hingga 115.898 orang. (Adv-War)