SAMARINDA : Bagaimana menilik masa depan Kaltim via APBD? Pertanyaan ini kerap diungkapkan sejumlah pakar saat menyikapi pelbagai program masing-masing paslon di Pilgub Kaltim.
Prof. Bernatal Saragih, contohnya. Dia menguraikan, masing-masing paslon memiliki tagline. Seperti Kaltim Bermartabat, yang menjadi simbol Dasacita cagub Rusmadi Wongso dan cawagub Irjen Pol (Purn) Safaruddin 5 tahun mendatang.
Bagi Bernatal, masyarakat bisa menilik lebih dalam program Kaltim Bermartabat. Indikatornya tentu tak sekadar baik dan bagus, melainkan apakah bisa diimplementasikan atau tidak.
“Masyarakat tentu butuh bukti. Program ini masuk akal enggak? Apa bisa dijalankan setelah Pilgub atau tidak?” ucapnya, saat dihubungi media ini.
“Saya sudah kulik program kerja Kaltim Bermartabat, dan memang masuk akal dan bisa diimplementasikan dalam 5 tahun,” timpalnya.
Bernatal menyebut, banyak question template yang ditujukan kepada paslon nomor 4; cukupkah APBD Kaltim menjalankan program Kaltim Bermartabat? Lalu bagaimana siasat Rusmadi-Safaruddin mengatasi anggaran Kaltim yang terus merosot?
Politik anggaran yang akan diubah Rusmadi-Safaruddin, diakui Bernatal menjadi kunci kepercayaan publik terhadap paslon birokrat dan aparat keamanan ini.
“Politik anggaran yang saya simak adalah bagaimana mengubah kebiasaan lama yang bikin boros menjadi kebiasan baru yang efisien. Saya sangat setuju dengan pola ini. APBD kita sekira Rp 8 triliun. Kedepan, bisa jadi anjlok menjadi Rp 5,4 triliun. Strategi menempatkan APBD kita di masing-masing urgent post justru baik agar tepat sasaran,” urainya. Pola dan strategi ini juga mampu meminimalisir kebocoran penggunaan APBD yang selama ini banyak terjadi.
Pernyataan Bernatal ini sendiri didasari dari selisik, APBD Kaltim dari tahun ke tahun yang mengalami naik-turun selama 6 tahun ke belakang. Pada 2011, APBD Kaltim Rp 11,47 triliun. Lalu pada 2012, naik Rp 14,74 triliun. Puncaknya terjadi di tahun berikutnya, APBD Kaltim menjadi Rp 15,13 triliun.